Ragam Gejala Disleksia dari Anak hingga Dewasa
Tempat terapi sakit jantung depok dan tangerang – Disleksia adalah salah satu jenis gangguan belajar yang umum terjadi. Namun, seringkali tidak disadari oleh orang tua atau lingkungan sekitar, terutama saat gejalanya masih ringan. Disleksia tidak hanya mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga berdampak pada kemampuan kognitif lainnya seperti mengingat urutan dan orientasi arah. Gangguan ini tidak berhubungan dengan kecerdasan seseorang. Seorang yang disleksia bisa saja sangat cerdas, namun mereka memerlukan cara belajar yang berbeda.
Gejala Disleksia pada Anak Usia Dini
Gejala disleksia pada anak biasanya mulai terlihat ketika mereka mulai belajar berbicara dan mengenal huruf. Namun, tidak semua anak dengan disleksia menunjukkan gejala yang sama. Setiap anak yang mengalami disleksia memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda.
1. Keterlambatan Bicara
Pada usia prasekolah, anak dengan disleksia mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Mereka mungkin lebih lambat dalam mempelajari kata-kata baru dan merangkai kalimat dibandingkan anak-anak seusianya. Keterlambatan ini bisa menjadi tanda awal bahwa anak mungkin mengalami disleksia.
2. Kesulitan Mengucapkan Kata Panjang
Anak dengan disleksia sering kali kesulitan mengucapkan kata-kata yang panjang atau kompleks. Mereka cenderung membalik atau mengubah urutan huruf-huruf dalam kata tersebut. Sebagai contoh, seorang anak mungkin mengatakan “pisda” alih-alih “spidol” atau “cekerpit” daripada “perkecit.”
3. Kesulitan Mengekspresikan Diri secara Lisan
Anak dengan disleksia juga mungkin mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri mereka secara verbal. Mereka mungkin merasa frustasi ketika mencoba menjelaskan sesuatu atau menceritakan pengalaman mereka. Hal ini bukan berarti mereka tidak mengerti, melainkan mereka kesulitan menemukan kata-kata yang tepat.
4. Kesulitan Mempelajari Alfabet
Anak-anak dengan disleksia sering kali mengalami kesulitan dalam mempelajari alfabet. Mereka mungkin lambat mengenali huruf-huruf atau memahami bunyi yang terkait dengan huruf-huruf tersebut. Dalam beberapa kasus, mereka dapat mengenali huruf namun sulit mengingat urutan alfabet atau membedakan antara huruf-huruf yang tampak mirip, seperti ‘b’ dan ‘d’.
Gejala Disleksia pada Anak Usia Sekolah
Ketika anak-anak disleksia mulai memasuki usia sekolah, tantangan mereka semakin terlihat jelas, terutama ketika harus berurusan dengan kegiatan yang melibatkan membaca, menulis, dan ejaan.
1. Kesulitan Memahami Bunyi Huruf
Anak dengan disleksia bisa saja mengenali huruf-huruf alfabet, tetapi mengalami kesulitan dalam memahami bunyi huruf-huruf tersebut. Misalnya, mereka mungkin tidak bisa menghubungkan huruf “s” dengan bunyi /s/.
2. Ejaan yang Tidak Konsisten
Ejaan menjadi salah satu tantangan terbesar bagi anak-anak disleksia. Mereka sering kali salah mengeja kata, dan ejaan yang mereka buat mungkin tidak konsisten dari waktu ke waktu. Misalnya, mereka mungkin mengeja kata “rumah” sebagai “rumha” satu kali dan “rahmu” di waktu yang lain.
3. Menempatkan Huruf dan Angka yang Salah
Anak disleksia mungkin sering menempatkan huruf atau angka di posisi yang salah. Sebagai contoh, mereka bisa menulis angka “6” sebagai “9” atau huruf “b” sebagai “d.” Kebiasaan ini bisa membuat mereka merasa bingung atau frustrasi, terutama dalam mata pelajaran yang melibatkan matematika atau menulis.
4. Tidak Mampu Mengeja dengan Baik
Anak-anak disleksia biasanya kesulitan dalam mengeja kata-kata. Hal ini tidak hanya berlaku untuk kata-kata baru atau sulit, tetapi juga untuk kata-kata sederhana yang sering mereka temui. Mereka cenderung menulis kata sesuai bunyi yang mereka dengar, sehingga hasilnya seringkali tidak sesuai aturan bahasa.
5. Kesulitan dalam Mengorganisir Pekerjaan Tertulis
Anak dengan disleksia mungkin lebih lambat dalam menyelesaikan tugas-tugas tertulis di sekolah. Mereka memerlukan waktu lebih lama untuk mengerjakan soal atau menyelesaikan tulisan karena mereka perlu lebih banyak waktu untuk memproses informasi.
Gejala Disleksia pada Remaja dan Dewasa
Disleksia tidak hilang seiring bertambahnya usia. Remaja dan orang dewasa yang memiliki disleksia akan tetap menunjukkan gejala-gejala tertentu, meskipun mereka mungkin sudah menemukan cara untuk beradaptasi dengan keterbatasan mereka.
1. Pekerjaan Tertulis yang Tidak Terorganisir
Remaja dan dewasa dengan disleksia seringkali kesulitan menyusun ide mereka dalam bentuk tulisan. Laporan atau tugas tertulis mereka bisa tampak kacau atau kurang terstruktur dengan baik. Hal ini membuat mereka cenderung menghindari tugas-tugas yang melibatkan banyak menulis.
2. Menghindari Aktivitas Baca Tulis
Salah satu ciri umum disleksia pada usia dewasa adalah keengganan untuk terlibat dalam aktivitas yang melibatkan membaca atau menulis. Mereka mungkin merasa malu atau frustasi dengan kemampuan mereka dalam kedua hal tersebut, sehingga lebih memilih aktivitas lain.
Baca juga Berbagai Kelebihan Anak Disleksia yang Perlu Kita Ketahui
3. Sulit dalam Mencatat atau Menyalin
Meskipun teknologi modern seperti laptop atau tablet bisa membantu, orang dengan disleksia sering kesulitan dalam menyalin informasi dari satu tempat ke tempat lain. Mereka mungkin kehilangan kata-kata atau menulis kalimat dengan urutan yang salah.
4. Buruk dalam Mengeja
Seiring bertambahnya usia, individu disleksia mungkin telah belajar beberapa trik untuk mengingat ejaan kata, tetapi mereka tetap mengalami kesulitan dalam mengeja kata-kata yang baru atau kompleks.
Disleksia adalah kondisi yang mempengaruhi individu sepanjang hidupnya, dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Meskipun gejalanya bisa berbeda-beda pada setiap orang, mengenali tanda-tanda disleksia sejak dini sangat penting untuk memberikan bantuan yang sesuai. Dengan dukungan yang tepat, anak-anak dan orang dewasa yang memiliki disleksia bisa tetap sukses dalam belajar dan menjalani kehidupan sehari-hari.